LAGU “Someone Like You” menjadi salah satu hits paling populer
dari Adele. Tak sedikit orang mengaku terbawa suasana bahkan sampai
menangis saat mendengarnya. Efek ini juga terasa saat mendengarkan
lagu “Chasing Pavements”, lagu Adele yang dirilis 2008 lalu.
Mengapa sebuah lagu dapat membuat seseorang merasa sedih hingga patah hati? Seorang psikolog asal Inggris menemukan jawabannya.
Psikolog John Sloboda membuat penelitian mengenai lagu-lagu mellow dan dampaknya terhadap kondisi psikis pendengarnya.
Penelitian yang dilakukan sejak 20 tahun lalu itu mengidentifikasi 20 lirik lagu yang dipilih melalui survey.
Lirik-lirik ini dipilih para partisipan survey karena dinilai mampu membangkitkan perasaan sedih saat mendengarnya.
Setelah dianalisis, Sloboda menemukan 18 dari 20 lirik memiliki bagian appoggiatura, yaitu not yang menimbulkan disonansi dan kesan kontras dengan melodi lagu secara keseluruhan.
“Kondisi ini menghasilkan ketegangan pada pendengarnya. Saat not kembali ke semula, ketegangan itu perlahan menurun,” papar Martin Guhn, psikologis dari Unversity of British Columbia, mengutip hasil penelitian Sloboda.
Guhn menambahkan, saat lirik-lirik lagu sedih itu disambungkan satu sama lain, akan menghasilkan siklus ketegangan yang tidak ada putus-putusnya, serta menimbulkan reaksi yang lebih kuat.
Seperti diberitakan Wall Street Journal, Guhn juga menemukan bagian appoggiatura dalam lagu “Someone Like You” milik Adele.
Terlebih lagi, penyanyi asal Inggris itu mampu mengatur pola titinada di akhir not-not panjang sebelum masuk ke harmoni baru.
Kemampuan mengatur suara ini menghasilkan ketegangan tersendiri pada pendengarnya.
Nah, sekarang kita tahu kenapa Adele bisa membuat pendengarnya heart-melted.
Mengapa sebuah lagu dapat membuat seseorang merasa sedih hingga patah hati? Seorang psikolog asal Inggris menemukan jawabannya.
Psikolog John Sloboda membuat penelitian mengenai lagu-lagu mellow dan dampaknya terhadap kondisi psikis pendengarnya.
Penelitian yang dilakukan sejak 20 tahun lalu itu mengidentifikasi 20 lirik lagu yang dipilih melalui survey.
Lirik-lirik ini dipilih para partisipan survey karena dinilai mampu membangkitkan perasaan sedih saat mendengarnya.
Setelah dianalisis, Sloboda menemukan 18 dari 20 lirik memiliki bagian appoggiatura, yaitu not yang menimbulkan disonansi dan kesan kontras dengan melodi lagu secara keseluruhan.
“Kondisi ini menghasilkan ketegangan pada pendengarnya. Saat not kembali ke semula, ketegangan itu perlahan menurun,” papar Martin Guhn, psikologis dari Unversity of British Columbia, mengutip hasil penelitian Sloboda.
Guhn menambahkan, saat lirik-lirik lagu sedih itu disambungkan satu sama lain, akan menghasilkan siklus ketegangan yang tidak ada putus-putusnya, serta menimbulkan reaksi yang lebih kuat.
Seperti diberitakan Wall Street Journal, Guhn juga menemukan bagian appoggiatura dalam lagu “Someone Like You” milik Adele.
Terlebih lagi, penyanyi asal Inggris itu mampu mengatur pola titinada di akhir not-not panjang sebelum masuk ke harmoni baru.
Kemampuan mengatur suara ini menghasilkan ketegangan tersendiri pada pendengarnya.
Nah, sekarang kita tahu kenapa Adele bisa membuat pendengarnya heart-melted.
0 comments:
Posting Komentar